Vietnam siap untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadp dolar tahun ini. FOTO/iStock Photo |
JAKARTA - Ketergantungan ASEAN terhadap dolar AS berubah secara dramatis dan perubahannya terjadi dengan cepat. Proses ini juga berlaku untuk Vietnam. Vietnam siap untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadp dolar tahun ini. Langkah ini sejalan dengan langkah negara-negara lain di kawasan ini yang ingin mempromosikan alternatif lokal untuk perdagangan regional.
Langkah Berani Vietnam
Vietnam baru-baru ini menandatangani perjanjian perdagangan dengan Rusia. Perjanjian perdagangan dengan memberlakukan penggunaan mata uang lokal pengaruh besar dari Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertandang ke Vietnam baru-baru ini. Arah ini menandai langkah penting dalam upaya dedolarisasi ASEAN.
Presiden Vietnam dan Putin mendiskusikan berbagai topik penting, tetapi penyelesaian mata uang menjadi titik fokus utama. Menyitir dari Watcher Guru, langkah tersebut juga mendekatkan Vietnam dengan perspektif aliansi BRICS dalam mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional.
Negara ASEAN lain seperti Indonesia juga mendorong untuk meninggalkan dolar AS. Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dengan lantang untuk mengurangi fokus pada dolar AS sebagai patokan Rupiah.
Jokowi menyarankan untuk menggunakan renminbi China, euro Uni Eropa, atau yen Jepang sebagai tolok ukur alternatif. Dia berargumen bahwa mata uang ini lebih mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia.
Pertimbangan Mata Uang Lokal
Tujuan mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi hanya dapat dilakukan dengan mempromosikan mata uang lokal. Strategi ini akan memberikan kontrol yang lebih besar terhadap kebijakan moneter, dan juga meningkatkan stabilitas keuangan di kawasan ini
Perlindungan Ketidakpastian Global
Mempertimbangkan serangkaian sanksi terbaru yang diberlakukan AS, dan menggabungkan ide ini dengan ketidakpastian peristiwa global, keputusan ASEAN tidak hanya wajar tetapi juga diperlukan. Mengeksplorasi sistem pembayaran alternatif akan menyelesaikan masalah ini sepenuhnya.
Selain itu, transaksi mata uang lokal akan menawarkan penyangga terhadap langkah-langkah serupa, yang dapat meningkatkan perekonomian negara-negara anggota. Dedolarisasi ASEAN sedang berkembang. Pergeseran ini berpotensi melemahkan kekuatan dolar tetapi sejauh mana dampaknya masih harus dilihat.
Namun, pergeseran mata uang Asia Tenggara menghadapi beberapa kendala salah satunya sebagai persyaratan biaya infrastruktur. Terlepas dari itu, keberhasilan dedolarisasi dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi negara-negara anggota dengan meningkatkan integrasi sistem keuangan regional.
Selain itu, dapat memberikan lebih banyak ketahanan terhadap faktor ekonomi luar seperti sanksi AS. Ketika Vietnam dan Indonesia mengeksplorasi alternatif-alternatif selain bergantung pada dolar AS, dinamika ASEAN akan berubah.
Sumber: SINDOnews.com